Minggu, 11 Desember 2016

AYAT-AYAT ALQURAN TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN



Fenomena Alam belakang ini selalu dibicarakan di berbagai media. BANJIR, LONGSOR, GEMPA BUMI, GUNUNG MELETUS, ANGIN PUTING BELIUNG DLL. tahukah apa penyebab nya?  artikel ini sebagai renungan kita bersama sebagai makhluk yang di tugaskan untuk menjaga, mengelola dan merawat lingkungan ini.



A.    Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan atau sering disebut dengan lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati. Adapun berdasarkan UU No. 32 tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam persoalan lingkungan hidup, manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Karena pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri pada akhirnya ditujukan buat keberlangsungan manusia di bumi ini.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Kerusakan lingkungan hidup terjadi di darat, udara, maupun di air.

B.     Ayat-ayat Al-Qur’an yang Berkaitan tentang Lingkungan Hidup
1.      Surat Al-Mulk ayat 3-4

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ  

Artinya:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS: Al-Mulk Ayat: 3)

ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
Artinya:
“Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS: Al-Mulk Ayat: 4)

a.       Asbab an-nuzul
Pemakalah tidak menemukan.

b.      Penafsiran
(3) Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis yang tidak ada satu makhluqpun dapat melakukannya. Tiap-tiap benda alam itu seakan-akan terapung kokoh ditengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu menempati ruangan yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing lapisan itu terdiri atas begitu banyak planet yang tidak terhitung jumlahnya. Makanya benar bahwa Allah SWT berfirman hanya Allah SWT yang Maha Agung dan Maha Tinggi.


Arti mufrodat:
Tibaaqo artinya: Berlapis-lapis maksudnya susunan langit keatas. Selanjutnya Allah SWT menunjukkan ke Maha Sempurnaannya, Ma taroo fii kholqi rohmaan: taroo disini untuk semua manusia (kamu tidak akan dapat melihat) terhadap ciptaan-Nya, yaitu min tafaawuts artinya: tidak rapi, kacau, tidak cacat, tidak kokoh (tidak saling berkait), dan tidak sesuai.

Jadi semua penciptaan langit sangat rapi, kokoh, saling berkait kokoh dan seimbang. Bandingkan dengan penciptaan manusia. Disini Allah SWT menantang bahwa Allah SWT tidak pernah main-main menciptakan langit ini, Allah SWT serius menciptakan semua ini. Sehingga kalau hidup dibawah langit Allah SWT jangan main-main. Selanjutnya ulangi lagi pandanganmu ke langit, teliti lagi agar kamu dapat menyaksikan secara langsung, apa yang telah Aku beritahukan kepadamu bahwa tidak ada cacat sama sekali dari apa yang telah Aku ciptakan sehingga kamu tidak merasa ragu lagi. Subhanallah.[3]
(4) Pertanyaan Allah kepada manusia pada ayat diatas dijawab sendiri oleh Allah pada ayat ini dengan mengatakan bahwa sekalipun manusia berulang-ulang memperhatikan, mempelajari, dan merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti ia tidak menemukan kekurangan dan cacat, walau sedikitpun. Jika mereka terus-menerus melakukan yang demikian itu, bahkan seluruh hidup dan kehidupannya digunakan untuk itu, akhirnya ia hanya akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan, sampai ia mati dan kembali kepada Tuhannya.
Dari ayat ini, dapat difahami bahwa tidak ada seorangpun diantara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada diantara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu Allah. Sampai saat ini belum ada seorangpun yang mengetahuinya dan tidak ada seorangpun yang dapat memilik seluruh ilmu Allah. Seandainya ada diantara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka ilmu yang diketahuinya itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari ilmu Allah. Akan tetapi, banyak diantara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan kekurangannya, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.

2.      Surat Al-A’raf ayat 56
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al-A'raf Ayat: 56)

a.       Asbab an-nuzul
Pemakalah tidak menemukan
b.      Penafsiran
Dalam ayat ini Allah melarang manusia agar tidak membuat kerusakan di permukaan bumi. Kerusakan ini mencakup:
1.      Kerusakan jiwa, dengan cara membunuh dan memotonga anggota tubuh.
2.      Kerusakan harta, dengan cara ghoshob dan mencuri.
3.      Kerusakan agama dan kafir, dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.
4.      Kerusakan nasab, dengan melakukan zina.
5.      Kerusakan akal, dengan meminum-minuman yang memabukkan.
Kesimpulannya, bahwa kerusakan itu mencakup kerusakan terhadap akal, akidah, tata kesopanan, pribadi, maupun sosial, sarana-sarana penghidupan, dan hal-hal yang bermanfaat untuk umum, seperti lahan-lahan pertanian, perindustrian, perdagangan dan sarana-sarana kerjasama untuk sesama manusia.
Salah satu bentuk perbaikan yang dilakukan Allah adalah dengan mengutus para Nabi untuk meluruskan dan memperbaiki kehidupan yang kacau dalam masyarakat. Siapa yang tidak menyambut kedatangan Rasul, atau menghambat misi mereka, dia telah melakukan salah satu bentuk perusakan di bumi.
3.      Surat Ar-Rum ayat 41-42
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبِرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS: Ar-Rum Ayat: 41)

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْأَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ قلى كَانَ أَكْثُرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ
Artinya:
“Katakanlah, ‘Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu.’ Kebanyakan mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS: Ar-Rum Ayat: 42)
a.       Asbab an-nuzul
Pemakalah tidak menemukan.
b.      Penafsiran
Telah muncul berbagai kerusakan di dunia ini sebagai akibat dari peperangan dan penyerbuan pasukan-pasukan, pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal perang, dan kapal-kapal selam. Hal itu tiada lain karena akibat dari apa yang dilakukan oleh umat manusia berupa kezaliman, banyaknya lenyapnya perasaan dari pengawasan Yang Maha Pencipta. Dan mereka melupakan sama sekali akan hari hisab, hawa nafsu terlepas bebas dari kalangan sehingga menimbulkan berbagai macam kerusakan di muka bumi. Karena tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka, dan agama tidak dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya serta mencegah keliarannya. Akhirnya Allah SWT merasakan kepada mereka balasan dari sebagian apa yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan lalu yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali dari kesesatannya lalu bertaubat dan kembali kepada jalan petunjuk. Dan mereka kembali ingat bahwa setelah kehidupan ini ada hari yang pada hari itu semua manusia akan menjalani penghisaban amal perbuatannya.

Sesudah Allah menjelaskan bahwa timbulnya kerusakan sebagai akibat dari perbuatan tangan manusia sendiri. Lalu Dia memberikan petunjuk kepada mereka, bahwa orang-orang sebelum mereka telah melakukan hal yang sama seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka. Akhirnya mereka tertimpa azab dari sisi-Nya, sehingga mereka dijadikan pelajaran buat orang-orang sesudah mereka dan sebagai perumpamaan-perumpamaan bagi generasi selanjutnya.

IV.        ANALISIS
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di muka bumi baik yang berupa benda hidup maupun benda mati.
Pada surat Al-Mulk ayat 3-4 dapat dianalisa bahwa sesungguhnya Allah menciptakan alam semesta ini secara sempurna tanpa terkecuali. Maksudnya, jika ada seseorang atau suatu golongan yang meremehkan atau meragukan akan ciptaan Allah maka makhluk tersebut diperkenankan untuk mengamati berkali-kali akan ciptaan-Nya dan hal tersebut hanya akan sia-sia belaka.
Pada surat Al-A’raf ayat 56 dapat dianalisa bahwa sesungguhnya Allah telah melarang makhluknya untuk berbuat kerusakan di muka bumi ini. Kerusakan-kerusakan tersebut meliputi: a) Kerusakan jiwa, b) Kerusakan harta, c) Kerusakan agama, d) Kerusakan nasab, e) Kerusakan akal.
Pada surat Ar-Rum ayat 41-42 dapat dianalisa bahwa ayat ini mengharapkan seorang muslim dapat menyadari pentingnya menjaga serta melestarikan alam lingkungan, dan juga tidak membuat kerusakan terhadap alam lingkungan. Dengan artian jika akan melakukan sesuatu harus melalui pertimbangan pemikiran yang matang akan akibat yang ditimbulkannya agar tidak terjadi hal-hal yang sifatnya merusak lingkungan.

Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Lingkungan

1.      QS. Al Mulk Ayat 15

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ  وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Artinya:“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(Q.S Al Mulk Ayat 15)

2.      QS. Al Mursalaat Ayat 27
فُرَاتًا مَاءً وَأَسْقَيْنَاكُمْ شَامِخَاتٍ رَوَاسِيَ فِيهَا وَجَعَلْنَا
Artinya:”dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar” (QS. Al Mursalaat Ayat 27)

3.      QS. Ar Rum Ayat 41-42
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghKAIi4kmukbeFGGZw7NEEpmdAbgc7x5PY0ot1NO_J2IIjo5WdtO4Zgg1GKXCr4TWnEm58mCQ0ba3ginNxNRYnU1kQzpr8tJJVze3bZxpgUDePY0WVcrfiJsZM6xJifbv9hkWqXuk3DkY/s320/ar-rum-41-42.png





Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1cIVsxm3xm6dog-ZbT90mdvNl7DnAOFJDOd1JYpZuCuiDt2xn46x0Av6KwejmQggp5z9Jwp3lUa7VPWcvf23eT0p39cn1hVnZYDZSZinNhCtod0ChCbaqXq28QHjrWJOo4lAm_yMvx4U/s320/al-araf-ayat-565758.png

4.      Q.S. Al A’raf ayat 56-58

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al A’raf : 56-58)

5.      QS. Al Baqarah Ayat 164


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB_vlgAUFy4-Y_6s-7jm9wuEm_guAUBIVCA5Z80iXpzYLY5Q0XBNeKhNKy4d8VaYHOEXCnT7bt7sPYbgyDqJ012kzwcQchb5xPniAiUfojJLsU7IUpenGm0YAdSic-OB3Z1UpPLFi2aCA/s320/al-baqarah-164.png

Artinya : “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al Baqarah : 164)

6.      QS. Sad Ayat 27-28
Artinya: “Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.”. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma’siat?” (QS Sad : 27 -28)



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-_YmYtdy7zd5Nn3PFMY6Sh08FrmF37FkA6J5puR7p2pNzP5xI9ASll-BBZJlCUBvMy1Y1cOl9cOIol7KT0z-FNDMkwZksobtT0ofbOZ3ReuO8V7ZicznsIMibUF342Nf2Ft3f8pmXhek/s400/yunus.png

7.      QS. Yunus Ayat 101

Artinya : “Katakanlah : Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS Yunus :101)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar