Permasalahan Lingkungan Hidup yang
dihadapi Indonesia
Lingkungan hidup, sering disebut
sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau
bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua
benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang
memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi
nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan
bernegara dalam segala aspeknya.
Indonesia dengan beragam bentuk fisik (relief) dan penduduknya memiliki beberapa
permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan
hidup Indonesia terjadi di berbagai sektor beserta segala kompleksitas,
penyebab, dan akibat masing-masing. Di blog ini saya akan membahas mengenai permasalahan air, permasalahan sampah, permasalahan hutan, dan
permasalahan ekosistem pantai.
Permasalahan Air
Indonesia memiliki
permasalahan air yang seringkali diakibatkan oleh penduduknya sendiri. Berikut
beberapa permasalahan air yang banyak terjadi di Indonesia.
§
Permasalahan Sungai
Sungai-sungai di Indonesia memiliki peranan penting bagi kehidupan, yaitu
sebagai sarana irigasi, sumber air minum, keperluan industri, dan lain-lain.
Tetapi dalam kurun waktu lima tahun ini, kualitas air telah mengalami penurunan.
Hal itu disebabkan sebanyak 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia
dalam keadaan kritis. Pendangkalan sungai terjadi di mana-mana. Selain itu,
sungai di Indonesia banyak yang tercemar oleh berbagai limbah di antaranya:
·
Limbah domestik, yaitu limbah rumah tangga berupa detergen, tinja, dan
sampah yang sengaja dibuang ke sungai.
·
Limbah Industri berupa berbagai zat kimia dan logam berat yang berbahaya
dan beracun.
·
Limbah pertanian seperti sisa pestisida dan pupuk.
·
Racun dari kegiatan penangkapan ikan yang terlarang.
§
Pencemaran Air Tanah
Perumahan di kota-kota padat di Indonesia banyak yang menggunakan
sumur tanah sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari, menggantikan peran
PAM. Akan tetapi, air tanah dari sumur-sumur tersebut mengandung bakteri Fecal coli, coliform, serta mineral-mineral
seperti besi yang melebihi baku mutu. Sumber pencemaran tersebut berasal dari
tempat penampungan tinja penduduk (septic tank). Akibatnya, kondisi
air berwarna kuning dan berbau. Hal ini bisa saja tidak terjadi jika jarak
antara septic tank dengan sumur lebih dari 10 meter. Tapi karena kota merupakan kawasan padat,
hal ini menjadi sulit diimplementasikan dan terjadilah pencemaran air tanah.
Selain itu, pembuangan limbah industri yang berdekatan dengan sumur
penduduk juga menyebabkan air tanah tercemar. Air tanah di kota-kota besar yang
dekat pantai (seperti Jakarta) juga tercemar oleh air asin (air laut) karena
penyedotan air tanah secara besar-besaran oleh industri dan berbagai bangunan
besar. Karena air tanah sudah banyak tersedot, akhirnya di rongga bekas air
tanah tadi air laut merembes dan mengurangi kualitas air tanah yang disedot
oleh kota.
Pencemaran air memberikan dampak sebagai berikut.
1. Musnahnya berbagai jenis
ikan dan terjadi kerusakan pada tumbuhan air. Dampak lebih lanjut yang terjadi
adalah terganggunya ekosistem yang pada saatnya pasti akan merugikan manusia
sendiri.
2. Air sungai yang
terkontaminasi mengancam kesehatan penduduk di sepanjang DAS karena menjadi
sumber berbagai penyakit.
3. Terjadinya banjir di
musim hujan.
4. Bau menyengat dari
limbah pabrik.
5. Terjadinya kelangkaan
air bersih.
6. Terjadinya blooming algae, suatu keadaan ketika air sungai dan danau ditutupi oleh ganggang yang
menyebabkan matinya biota bawah air. Blooming algae disebabkan oleh banyaknya pupuk yang terlarut dalam air.
7. Limbah dari sungai yang
terbawa ke laut akan mencemari biota laut, sehingga turut membawa petaka bagi
manusia yang mengonsumsinya. Sebgai contoh penyakit Minamata di Jepang, suatu
penyakit yang terjadi di daerah Minamata yang disebabkan oleh menumpuknya logam
berat dalam tubuh ikan laut yang dikonsumsi orang-orang.
Upaya penganggulangan pencemaran air dapat dilakukan dengan langkah
berikut.
1. Membatasi. Limbah harus
diminimalisir dan kalau bisa didaur ulang. Jika tidak bisa didaur ulang, limbah
harus dinetralisir agar tidak mencemari lingkungan.
2. Mengawasi. Masyarakat
dan lembaga-lembaga swadaya harus turut mengawasi dan menjaga pelestarian air.
3. Mengendalikan.
Pelaksanaan undang-undang lingkungan hidup harus tegas, para pelanggar harus
diganjar dengan sanksi yang sesuai.
Permasalahan Sampah
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat juga bertambah banyak. Hal ini
memberi kontribusi langsung pada meningkatnya volume sampah yang tidak
diimbangi oleh upaya penanggulangannya. Hal ini menyebabkan banyak terjadi
permasalahan lingkungan hidup. Sebut saja linkungan menjadi kotor, jorok, bau,
dll. Itu baru contoh sekitar. Contoh lebih lanjut adalah gejala keracunan dan
merebaknya penyakit.
Beberapa langkah untuk menanggulangi permasalahan sampah di Indonesia di
antaranya berikut ini.
§
Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) untuk mengelola sampah.
Lokasinya harus jauh dari permukiman penduduk.
§
Penerapan prinsip 4R: replace (mengganti), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali),
dan recycle (mendaur ulang).
§
Penempatan bak sampah yang terpisah antara oraganik dan anorganik sehingga
mempermudah pengelolaannya.
§
Memproduksi dan memasyarakatkan peralatan untuk mendaur ulang sampah.
§
Mengadakan kerja bakti secara berkala.
Permasalahan Hutan
Pola konsumsi masyarakat kian meningkat terutama yang berhubungan dengan
hasil hutan. Kebutuhan akan kertas, mebel, dan bahan bangunan telah meningkat
tajam. Hal ini dapat menguras keberadaan hutan produksi. Sebenarnya kita
pun sering merusak hutan. Dengan membuang-buang kertas atau memakainya
secara berlebihan, kita turut andil dalam mendorong para penebang hutan liar
melaksanakan aksinya.
Berdasarkan data BPS tahun 2004, luas
hutan yang telah rusak maupun kritis telah mencapai 59 juta hektar. Rata-rata
terjadi pengurangan luas hutan 1,6 juta hektar per tahun. Bayangkan
bagaimana kondisi hutan Indonesia 10 tahun ke depan.
Kerusakan hutan telah berakibat buruk pada kehidupan, seperti tanah
longsor, banjir, hilangnya banyak spesies hewan dan tumbuhan, tanah tandus dan
tidak produktif, kekeringan, pemanasan global, dll. Kelestarian hutan Indonesia
perlu dilakukan dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut.
1. Melakukan reboisasi.
2. Jika ingin menebang
kayu, lakukan sistem tebang pilih.
3. Masyarakat, lembaga
swadaya, dan pemerintah harus mengawasi dan menjaga hutan.
4. Memberikan sanksi berat
bagi penebang hutan liar.
Permasalahan Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai merupakan ekosistem yang
memiliki kekayaan alam beragam karena merupakan pertemuan antara wilayah darat
dan wilayah laut. Berbagai jenis makhluk hidup dapat ditemukan di pantai. Di
daerah pantai dapat ditemukan hutan bakau, terumbu karang, dan tentu saja pasir
pantai :D
Hutan bakau dapat dijadikan bahan baku
pembuatan mebel. Terumbu karang merupakan kawasan yang indah, namun sayang
sering ada tangan-tangan jahil yang mencopoti terumbu karang untuk dijual.
Adapun pasir pantai dapat dijadikan bahan bangunan. Pengerukan sumber daya alam
pantai secara berlebihan dapat membuat pantai menjadi tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Ekosistem pantai akan hancur.
Untuk mengurangi dampak rusaknya ekosistem pantai, perlu dilakukan langkah
berikut.
1. Reboisasi hutan bakau.
2. Dibuat peraturan yang
membatasi penambangan pasir.
3. Masyarakat terutama
nelayan ikut berperan aktif dalam menjaga daerah pesisir pantai.
4. Pemberian tanggung jawab
untuk konservasi hutan di sepanjang pantai bagi pengusaha yang bergerak di
bidang wisata bahari.
Sumber artikel:
§
Cakrawala Geografi 2 (Yudhistira)
Sumber gambar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar