Peternakan
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peternakan domba di daerah
pegunungan.
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan
dan membudidayakan
hewan ternak
untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Pengertian peternakan tidak terbatas pada
pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan
yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan
prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan
secara optimal.
Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan
dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi,
kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci
dan lain-lain.
Berdasarkan jenisnya, ternak dibagi menjadi ruminansia
dan nonruminansia.
Sejarah peternakan
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000
SM yang dimulai dengan domestikasi anjing,
kambing,
dan domba.
Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum,
yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada
masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya,
mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu manusia
juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya
serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia
juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan tentang peternakan, diajarkan di
banyak universitas
dan perguruan tinggi di seluruh dunia. Para siswa
belajar disiplin ilmu seperti ilmu gizi, genetika
dan budi-daya, atau ilmu reproduksi. Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian
aktif sebagai doktor haiwan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri
makanan.
Dengan segala keterbatasan peternak, perlu
dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan
berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan rakyat dapat
mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi kemiskinan.
Macam-macam hewan ternak
Adapun jenis-jenis ternak diantaranya sapi, kerbau, sapi perah,
domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itik, mentok,
puyuh,
ulat sutera,
belut,
katak hijau, dan ternak
lebah madu. Masing-masing hewan ternak tersebut dapat diambil manfaat dan
hasilnya. Hewan-hewan ternak ini dapat dijadikan pilihan untuk diternakan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Tujuan
Suatu usaha agribisnis
seperti peternakan harus mempunyai tujuan, yang berguna sebagai evaluasi
kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau benar Contoh tujuan
peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan.
Bila tujuan ini yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi
mikro dan makro, konsep akuntansi dan manajemen harus diterapkan. Namun apabila
peternakan dibuka untuk tujuan pemanfaatan sumber daya,
misalnya tanah
atau untuk mengisi waktu luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek
komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang ditanamkan
dapat kembali.
Manfaat dan hasil beternak
Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak kambing
selain diambil hasil dagingnya, kambing dapat diambil hasil kulitnya,
kotorannya dapat dimaanfaatkan untuk pupuk dan hasil tulangnya juga
dimanfaatkan. Bahkan jenis-jenis kambing tertentu dapat dimbil hasil susunya,
hasil bulunya untuk bahan kain wol.
Manfaat yang dapat diambil dari usaha beternak lebah Apis mellifera yang bibit
awalnya didatangkan dari Australia adalah jasanya untuk polinasi (penyerbukan)
tanaman, banyak pemilik perkebunan di luar Indonesia yang menyewa koloni lebah
dari peternak untuk melakukan penyerbukan tanaman di perkebunannya.[8]
Perkebunan yang sering menyewa koloni lebah adalah perkebunan apel.
Beternak kelinci juga banyak memiliki manfaat,
diantaranya yaitu daging yang dapat diambil untuk menambah gizi keluarga,
penambah penghasilan keluarga, kulit kelinci dapat dijual untuk bahan industri,
kotoran serta air kencingnya dapat kita jual untuk dijadikan pupuk tanaman
serta untuk bahan bakar biogas.
Manajemen pemeliharaan ternak diperkenalkan sebagai
upaya untuk dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemilik peternakan.
Dalam manajemen pemeliharaan ternak dipelajari, antara lain :Seleksi Bibit, Pakan, Kandang,
Sistem Perkawinan,
Kesehatan
Hewan,
Tata Laksana Pemeliharaan dan Pemasaran.
Pakan yang berkualitas baik atau
mengandung gizi yang cukup akan berpengaruh baik terhadap yaitu tumbuh sehat,
cepat gemuk, berkembangbiak dengan baik, jumlah ternak yang mati atau sakit
akan berkurang, serta jumlah anak yang lahir dan hidup sampai disapih meningkat.
Singkatnya, pakan dapat menentukan kualitas ternak. Selain itu berdasarkan
penelitian, hasil dari kualitas pupuk dari ternak potong dengan ternak perah
berbeda. Ternak yang diberi makanan bermutu (seperti ternak perah)akan menghasilkan
pupuk yang berkualitas baik, sebaliknya ternak yang makanannya kurang baik juga
akan menghasilkan pupuk yang kualitasnya rendah.
Cara beternak khas di daerah
Indonesia
Setiap daerah memiliki budaya ternak sendiri, budaya
Timor Tengah Selatan, dalam hal pemeliharaan ternak, umumnya penduduk yang
diteliti masih memiliki kecendrungan untuk melepas saja hewan-hewan ternak
peliharaan mereka dipadang rumput pada siang hari. Begitu pula di Maluku,
bidang peternakan belum menjadi sebuah bidang yang ditekuni oleh masyarakat.
Yang ada hanyalah peternakan-peternakan biasa tanpa adanya suatu sistem
tertentu. Pada umumnya jenis-jenis hewan ternak yang dipelihara, diantaranya
adalah : kambing, ayam dan itik. Hewan-hewan ini dibiarkan bebas
berkeliaran tanpa kandang. Di Lampung, hewan-hewan ternak dibiarkan bebas
berkeliaran, dan setelah beberapa tahun kemudian, mereka ditangkap dan
dimasukkan kedalam kandang, dihitung jumlahnya dan diberi tanda milik pada tubuhnya.
Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.
Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya
mencakup ikan,
amfibi,
dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang
berdekatan, serta lingkungannya. Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU
RI no. 31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan
dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan dapat dianggap
merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan
penyediaan pangan
bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga,
rekreasi (pemancingan
ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan
atau mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha
perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk
kegiatan menyimpan, mendinginkan, pengeringan, atau mengawetkan ikan dengan tujuan
untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).
Sejarah perikanan
Mesir membawa ikan, dan
dibelah untuk tujuan diasinkan
Salah satu sejarah perdagangan dunia yang tertua
yaitu perdagangan ikan cod kering dari daerah Lofoten ke bagian selatan Eropa, Italia,
Spanyol
dan Portugal.
Perdagangan ikan ini dimulai pada periode Viking
atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun, namun masih
merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang.
Di India, Pandyas, kerajaan Tamil Dravidian tertua,
dikenal dengan tempat perikanan mutiara diambil sejak satu abad sebelum masehi.
Pelabuhan Tuticorin dikenal dengan perikanan mutiara
laut dalam. Paravas, bangsa Tamil yang berpusat di Tuticorin,
berkembang menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara
mereka, pengetahuan ilmu pelayaran dan perikanan.
Pengelolaan sumberdaya ikan
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya
termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis,
perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan
implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang
perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan
yang bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan
mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus
menerus.
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan
dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal penangkapan ikan untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah, atau mengawetkannya. Usaha
perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan
tangkap (wild fishery).
Pembudidayaan ikan
adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan, dan
memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. Usaha perikanan yang berupa produksi
hasil perikanan melalui budi daya dikenal sebagai perikanan budi
daya atau budi daya perairan (aquaculture).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar