Mata adalah sumber dari konsentrasi. berjalan atau tidaknya daya Konsentrasi ingatan tergantung mata dan rasa moodi saat belajar. oleh karena itu. ini beberapa cara atau tips untuk supaya rasa ngantuk mulai merajai saat belajar. silakan simak dan praktekan dikelas.
CARA MENGATASI NGANTUK ATAU TIDUR SAAT BELAJAR
1. TIDUR CUKUP
Bagi pelajar tidur yang sehat dan cukup itu 8 - 10 jam perhari
2. MEMBACA MATERI PELAJARAN
Sebelum pelajaran berlangsung coba membaca dulu materi yang akan atau mau disampaikan. jadi kita tinggal menyakan hal-hal yang kurang di pahaminya.
3. BERANI BICARA/BERTANYA
Beranikan diri anda untuk berbicara atau bertanya seputar materi pelajaran walaupun anda sudah tau jawabannya. itu salah satu cara supaya kita tidak ngantuk atau dalam pelajaran.
4. BERGERAK
Tidak ada salahnya anda bergerak sesekali dan mungkin bisa izin ke wc untuk cuci muka agar panca indra fres kembali dan bisa belajar kembali.
5. PANDANGI SEKELILING KITA ATAU PERHATIKAN SEKELILING KELAS
Dengan memperhatikan disekeliling kita iu salah satu teknik untuk mata tidak terpejam alam belajar dan anda mungkin bisa memberikan ide supaya ruangan bisa menginspirasi dalam belajar dan tidak cepat ngantuk.
6. MAKAN PERMEN ATAU MINUM AIR MINERAL
Salah satu cara yang mungkin bisa dicoba saat belajar yaitu makan permen atau minum agar mata dan pikiran tidak bisa terutup saat pelajarn berlangsung.
7. GERAKAN KAKI DAN TANGAN
ini jga patut dicoba apabila rasa ngantuk sudah mulai tiba saat mengajar. coba gerakan kaki atau tangan dengan terarah. dan tentunya tidak mengganggu teman sebangku.
itulah 7 cara untuk mengatasi ngantuk saat belajar yang perlu dicoba. sayangkan kalau pelaran yang disukai terlewatkan apalagi kalau gurunya galak dan killer pasti kena hukum. mudah -mudahan tips ini bisa memantu anda dalam belajar dan meningkatkan prestasi akademik ataupun yang lainnya.
SELAMAT MENCOBA.^_^ GOODLUCK
Senin, 31 Oktober 2016
Kamis, 27 Oktober 2016
KERAJAAN ISLAM DI NUSANTARA
Pembahasan materi Pelajaran sejarah kali ini kita akan membahas tentang sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Ada beberapa kerajaan Islam yang dapat ditemukan berdasarkan jejak sejarah mulai dari masuknya dan berkembang agama Islam di Nusantara ini. anda harus tahu dan bisa menceritakan bagaimana proses penyebaran islam di Nusantara atau Indonesia. silakan buka, baca dan pelajari dan jangan lupa....DOWNLOAD
https://drive.google.com/open?id=1H1Vtpnhy8hYbPEDDdWNQFJhcXopTEhYsC319TSx85tA
https://drive.google.com/open?id=1H1Vtpnhy8hYbPEDDdWNQFJhcXopTEhYsC319TSx85tA
Rabu, 26 Oktober 2016
CARA CEPAT MENINGKATKAN DAYA INGAT DALAM ISLAM
ini merupakan Sambungan Cara jitu Meningkatkan Daya Ingat dan ingatan (IQ) dalam belajar yang telah di posting. cara selanjutnya untuk meningkatkan kemampuan yang bisa anda coba lakukan dan buktikan sendiri yaitu salah satunya dengan membaca Al Quran. semakin banyak kita membaca AL-Quran maka sedikit demi sedikit ingatan kita akan meningkat dan tentunya prestasi belajar anda disekolah akan semakin baik dan meningkat. anda penasan untuk membuktikannya...pelajari artikel ini dan juga...download ok
https://drive.google.com/open?id=1USuPB2YcMvu4pev_dZKyojkG25LnMdMh3RAQI01eAZU
https://drive.google.com/open?id=1USuPB2YcMvu4pev_dZKyojkG25LnMdMh3RAQI01eAZU
CARA MENINGKATKAN DAYA INGAT (IQ) DAN PEMAHAMAN
Banyak hambatan dan rintangan dalam belajar. salah satunya adalah sulit memahami dan mengingat materi pelajaran disekolah. oleh karena itu, saya berbagi pengalaman dan tips bagaimana meningkatkan daya ingat pikiran atau IQ. dari yang 80, 90 menjadi 120 ke atas.
SELAMAT MENCOBA.......
SILAKAN DOWNLOAD AJA
https://drive.google.com/open?id=1J6BdkPhRkXJ-gzFezNvr-xS25PSFVwv3AOsFskk50f8
SELAMAT MENCOBA.......
SILAKAN DOWNLOAD AJA
https://drive.google.com/open?id=1J6BdkPhRkXJ-gzFezNvr-xS25PSFVwv3AOsFskk50f8
CONTOH LAPORAN PENELITIAN
contoh laporan penelitian sederhana untuk bahan pelajaran siswa dalam mengenal penelitian geografi maupun penelitian yang lainnya. selamat mempelajari dan download
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zazk5bWdRaTYzb3c
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zazk5bWdRaTYzb3c
Tema dan Judul Penelitian Geografi
selamat belajar dan mempelajari materi tentang penelitian geografi
anda bisa melihat dan membaca tema dan judul penelitian geografi silakanDownload
https://drive.google.com/open?id=1adc1tTJa4RpG6WVXEibYv0zlUOPIkrI4Ll-RYy5_MiQ
Selasa, 25 Oktober 2016
Materi Peta Penginderaan Jauh dan SIG
Materi Belajar Geografi Kelas XII dan Kelas X Kurikulum 2013
Silakan Pelajari dan Download Disinidownload
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zX2M3SmNpZlBTX1k
Silakan Pelajari dan Download Disinidownload
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zX2M3SmNpZlBTX1k
MATERI GEOGRAFI KELAS XI SEMESTER 1
POTENSI SDA PERTAMBANGAN DI INDONESIA
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zajVqMDM1bWcxS2sDOWNLOAD
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zajVqMDM1bWcxS2sDOWNLOAD
Potensi sumber daya pariwisata di Indonesia
POTENSI SUMBER DAYA PARIWISATA DI INDONESIA
MATERI KELAS XI KURTILAS
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zVkNUOGFIell3SjQDOWNLOAD
MATERI KELAS XI KURTILAS
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zVkNUOGFIell3SjQDOWNLOAD
sistematika penelitian geografi dan judul2 penelitian geografi
Adapun sistematika penulisan karya ilmiah secara garis besar sebagai berikut.
1. Halaman judul
2. Halaman persetujuan
3. Halaman motto
4. Halaman persembahan
5. Kata pengantar
6. Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Bagian ini menjelaskan perihal permasalahan yang melatarbelakangi dipilihnya suatu permasalahan.2. Rumusan Masalah
Bagian ini menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.3. Tujuan Penulisan
Bagian ini menjelaskan maksud penulisan.4. Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data.5. Kegunaan Penulisan
Bagian ini menjelaskan kegunaan penulisan bagi pihak-pihak yang berkompeten.6. Sistematika Penulisan
Bagian ini menerangkan urutan laporan yang akan disusun.Bab 2 Pembahasan
Bagian ini menguraikan hasil laporan penelitian yang dilakukan.Bab 3 Penutup
Bagian ini sebagai kesimpulan laporan dan saran bagi pihak-pihak yang berkompeten.Daftar Pustaka
Lembar ini berisi sumber-sumber yang digunakan untuk acuan penulisan.Contoh penulisan daftar pustaka sebagai berikut.
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Penjabaran:
– Alwi, Hasan dkk ialah nama pengarang. Nama sebenarnya penulis tersebut ialah Hasan Alwi. Namun, karena nama penulis terdiri dari dua kata, maka kata kedua harus ditulis diawal dengan diikuti tanda koma dan pada akhir kata terakhir diikuti tanda titik.
Adapun dkk merupakan singkatan dari dan kawan-kawan karena buku tersebut disusun lebih dari satu orang.
– 1998 merupakan tahun terbit buku dan diikuti tanda titik dua.
– Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga merupakan judul buku dengan diikuti tanda titik.
– Jakarta ialah kota terbitnya buku yang diikuti tanda titik dua.
– Balai Pustaka adalah nama penerbit buku yang diikuti tanda titik.
Catatan:
Penyampaian gagasan dalam karya ilmiah harus lengkap, jelas, ringkas, dan meyakinkan. Perhatikan penggunaan ejaan, pilihan kata, logika, dan kepadatan alenia dan hindari katakata yang tidak perlu.
Judul-judul penelitian geografi:
1. DAMPAK BANJIR TERHADAP KESEHATAN PENDUDUK..........
2. PERSEBARAN BENCANA ALAM DI JAWA BARAT
3. PENGARUH BENCANA BANJIR TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
4. PENGARUH KEBERSIHAN KELAS.......TERHADAP KESERIUSAN BELAJAR SISWA.........
5. PENGARUH PENGHIJAUAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA.........
materi geografi kelas X PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI
I. Bagian Pendahuluan
a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel
e. Daftar gambar
II. Badan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
A. Penemuan yang Lalu ( kalau ada)
B. Teori yang mendasari
C. Ringkasan dan kerangka pikir
D. Hopotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pemilihan Subjek (populasi, sampel, Teknik Sampling)
B. Desain dan Pendekatan Penelitian
C. Pengumpulan Data
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Validasi instrumen
B. Pengumpulan dan Penyajian data
C. Hasil Analisis
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
III. Bahan Penunjang.
- Kepustakaan
- Indeks atau Lampiran
I. Bagian Pendahuluan
a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel
e. Daftar gambar
II. Badan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
A. Permasalahan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
A. Penemuan yang Lalu ( kalau ada)
B. Teori yang mendasari
C. Ringkasan dan kerangka pikir
D. Hopotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pemilihan Subjek (populasi, sampel, Teknik Sampling)
B. Desain dan Pendekatan Penelitian
C. Pengumpulan Data
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Validasi instrumen
B. Pengumpulan dan Penyajian data
C. Hasil Analisis
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
III. Bahan Penunjang.
- Kepustakaan
- Indeks atau Lampiran
RPP GEOGRAFI KELAS XII KURTILAS
DOWNLOADSILAKAN DOWNLOAD RPP GEOGRAFI KELAS XII KURTILAS
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zWEEzQ0YzMGVYZUU
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zWEEzQ0YzMGVYZUU
RPP GEOGRAFI XI KURTILAS
rpp kurtilas gepgrafi kelas x
silakan download rpp geografi kelas x kurtilas
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zYkE1ZTFxd0lQelU
https://drive.google.com/open?id=0B-rMwlMwYI8zYkE1ZTFxd0lQelU
Senin, 24 Oktober 2016
MATERI GEOGRAFI KELAS XI SEMESTER 1
download POTENSI SDA
HUTAN
Potensi Sumber Daya Hutan di Indonesia Pernahkah kamu
melihat dan pergi ke hutan? Pernahkah kamu melihat penduduk yang memanfaatkan
hutan? Apa saja yang dimanfaatkan dari hutan? Hutan di Indonesia dikenal
sebagai hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis seringkali digambarkan sebagai
hutan yang lebat, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Hutan tropis di
Indonesia sangat bervariasi, mulai dari hutan primer sampai hutan mangrove.
Potensi sumber daya hutan di wilayah Indonesia sangat
besar, yaitu mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari seluruh luas wilayah
Indonesia (Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat
dijumpai di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Di Jawa, luas hutan telah
mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman
penduduk. Sementara itu, di Sumatra dan Kalimantan banyak dijumpai alih fungsi
hutan menjadi pertanian dan perkebunan. Potensi Sumber Daya Hutan di Indonesia
Potensi Sumber Daya Hutan Selain hutannya yang sangat luas, hutan Indonesia
juga menyimpan beragam kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang
sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya
ditemukan di Indonesia, tidak ada ditemukan di tempat lainnya Hasil hutan
sebagai salah satu potensi sumber daya hutan, sebenarnya tidak hanya sekadar
kayu.
Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan
beragam buah-buahan dan tumbuhan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang
banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4 ribu jenis
kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut.
Kayu meranti, keruing, agathis dihasilkan terutama di Sulawesi, Papua, dan
Kalimantan. Kayu jati banyak dihasilkan terutama di Jawa Tengah. Rotan banyak
dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Kayu cendana banyak
dihasilkan di NTT. Kayu akasia dan rasamala banyak dihasilkan di Jawa Barat.
Potensi Sumber Daya Hutan di Indonesia Hutan Gundul
Mengapa kita harus menyelamatkan hutan? Lihat gambar hutan gundul disamping,
hutan yang kita miliki saat ini ternyata telah mengalami banyak kerusakan. Ini
berarti potensi sumber daya hutan Indonesia berkurang. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan, laju kerusakan hutan kita mencapai 300
ribu ha/tahun. Akibatnya, banyak spesies tumbuhan dan hewan yang terancam
punah, bahkan beberapa di antaranya dianggap punah. Jika hal ini terjadi secara
terus-menerus, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang hutan kita akan
habis. Padahal, hutan memiliki banyak manfaat atau fungsi, yaitu seperti
berikut.
Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya
ke sungai-sungai dan danau hingga pada musim kemarau daerah tersebut tidak mengalami
kekeringan. Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan dan
obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Mencegah
terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah
yang mengakibatkan kikisan tanah-tanah yang subur. Menghasilkan oksigen dan
menyerap karbon dioksida sehingga suhu bumi jadi lebih terkendali. Sumber
kehidupan bagi masyarakat, khususnya penduduk sekitar hutan dari produk yang
dihasilkannya. Mari menjaga hutan kita bersama-sama sehingga potensi sumber
daya hutan Indonesia tidak terus berkurang dan dapat dinikmati oleh bangsa
Indonesia selamanya.
POTENSI SDA KELAUTAN
Potensi dan Persebaran Sumber Daya Laut di Indonesia
Sumber daya laut adalah unsur hayati dan non hayati yang terdapat di wilayah
laut. Apakah kalian suka makan ikan sebagai lauk pauk tiap hari. Ikan yang
kalian makan itu termasuk ikan darat atau ikan laut? Kalau ikan darat, tahukah
kalian bagaimana cara membudidayakannya? Kalau ikan laut, bagaimana caranya
ikan tersebut dapat kalian peroleh dan nikmati? Luas laut Indonesia mencakup
2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia, yaitu 5,8 juta km2.
Di dalam laut tersebut, tersimpan kekayaan alam yang
luar biasa besarnya. Potensi sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa
ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, nikel, emas, bauksit,
pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada di bawah permukaan laut.
Kekayaan yang dapat dimanfaatkan dari sumber daya laut yang lain adalah sumber
daya alam berupa mangrove, terumbu karang, dan lain-lain. Sumber daya tersebut
dikenal dengan sumber daya pesisir. a. Perikanan Potensi dan Persebaran Sumber
Daya Laut di Indonesia Budi Daya Ikan Sumber daya perikanan laut adalah salah
satu potensi sumber daya laut di indonesia yang sejak dulu telah dimanfaatkan
penduduk.
Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang
besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Yang dimaksud dengan potensi lestari
adalah potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk
melakukan regenerasi hingga jumlah ikan yang ditangkap tidak mengurangi
populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan yang
diperbolehkan adalah 80% dari potensi lestari tersebut atau sekitar 5,12 juta
ton per tahun. Kenyataannya, jumlah hasil tangkapan ikan di Indonesia belum
mencapai angka tersebut. Ini berarti masih ada peluang untuk meningkatkan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan.
Jika
dibandingkan sebaran potensi ikannya, terlihat adanya perbedaan secara umum
antara wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Di Indonesia bagian Barat
dengan rata-rata kedalaman laut 75 meter, jenis ikan yang banyak dtemukan
adalah ikan pelagis kecil. Kondisi agak berbeda terdapat di kawasan Indonesia
Timur dengan rata-rata kedalaman laut mencapai 4.000 m. Di kawasan Indonesia
bagian Timur, banyak ditemukan ikan pelagis besar seperti cakalang dan tuna.
Selain ikan yang tersedia di lautan, penduduk Indonesia juga banyak yang
melakukan budi daya ikan, terutama di daerah pesisir.
Di pantai utara Pulau Jawa, banyak masyarakat yang
mengembangkan usaha budi daya ikan dengan menggunakan tambak. Jenis ikan yang
dikembangbiakkan disana adalah ikan bandeng dan udang. Selain ikan, kekayaan
laut Indonesia juga berada di wilayah-wilayah pesisir berupa hutan mangrove,
rumput laut, padang lamun, dan terumbu karang. Indonesia memiliki lebih dari 13
ribu pulau sehingga garis pantainya sangat panjang. Garis pantai Indonesia
panjangnya mencapai 81.000 km, ukuran ini merupakan panjang pantai kedua
terpanjang di dunia setelah Kanada. Oleh karena itu, potensi sumber daya alam
di wilayah pesisir sangat penting bagi Indonesia. Tidak salah jika pemerintah
di bawah pemerintahan presiden Jokowi memfokuskan pembangunan maritim di
Indonesia.
Kekayaan alam kita yang berupa ikan malah banyak
diambil oleh oknum-oknum dari negara lain berupa praktik pencurian ikan atau
illegal fishing. Ada beberapa wilayah perairan Indonesia yang rawan dengan
kegiatan illegal fishing. Wilayah yang paling rawan dengan praktik pencurian
ikan adalah Laut Arafuru (Papua) di Timur perairan Indonesia. b. Hutan Mangrove
Hutan Mangrove Hutan mangrove (hutan bakau) adalah tipe hutan yang berada di
daerah pasang surut air laut. Saat air pasang, hutan mangrove digenangi oleh
air laut, sedangkan pada saat air surut, hutan mangrove bebas dari genangan air
laut. Umumnya hutan mangrove berkembang baik pada pantai yang terlindung, muara
sungai, atau laguna. Tumbuhan yang hidup di habitat hutan mangrove tahan
terhadap garam yang terkandung di dalam air laut. Ada dua fungsi hutan mangrove
sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi ekologis dan
ekonomis.
Fungsi
ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut
untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain
dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi
ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan
kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan
pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis
fauna yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang
berkembang biak dengan baik di wilayah ini.
Di mana sajakah sebaran hutan mangrove di Indonesia?
Hutan mangrove tersebar di pesisir sebelah barat Pulau Sumatra, beberapa bagian
ada di pantai utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir
Pulau Sulawesi, Pesisir sebelah Selatan Papua, dan beberapa pulau kecil
lainnya. Jumlah hutan mangrove di Indonesia mencapai angka 3.716.000 ha (data
dari UNESCO). Hutan mangrove Indonesia tidak tersebar secara merata. Luas
terbesar hutan mangrove berada di Pulau Papua yang mencapai 3,7 juta ha.
Berikutnya adalah Kalimantan (165 ribu ha), Sumatra (417 ribu ha), Sulawesi (53
ribu ha), Jawa (34,4 ribu ha), Bali dan Nusa Tenggara (3,7 ha).
Terumbu Karang Terumbu karang adalah terumbu (batuan
sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan
dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika
ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan membentuk karang.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu
karang terluas di dunia. Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu km2
atau setara dengan 18% dari terumbu karang yang ada di seluruh dunia. Kekayaan
terumbu karang Indonesia tidak hanya dari luasnya, akan tetapi juga
keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi
sumber daya laut di indonesia juga yang tertinggi di dunia. Di dalamnya terdapat
2.500 jenis ikan, 2.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590 jenis
karang. Mengapa terumbu karang banyak ditemukan di wilayah Indonesia? Terumbu
karang akan dapat tumbuh dengan baik pada suhu perairan laut antara 21O - 29O
C. Pada suhu lebih besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang
menjadi kurang baik. Karena Indonesia berada di daerah tropis dan suhu
perairannya hangat, pantaslah jika terumbu karang banyak ditemukan di
Indonesia. Pertumbuhan terumbu karang juga akan baik pada kondisi air yang
jernih dan dangkal. Kedalaman air yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang
tidak lebih dari 18 meter.
Jika lebih besar dari kedalaman tersebut, pertumbuhan
terumbu karang juga akan menjadi kurang baik. Selain persyaratan tersebut,
terumbu karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan garam air laut) yang
tinggi. Oleh karena itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara sungai
karena kadar garam air lautnya menurun akibat bercampurnya air sungai ke laut.
Terumbu Karang sumber daya laut Mengapa terumbu karang wajib dilindungi dari
kerusakan? Terumbu karang memiliki banyak manfaat, baik manfaat yang bersifat
ekonomis, ekologis, maupun sosial ekonomi.
Adapun gambaran dari manfaat terumbu karang tersebut
adalah sebagai berikut. Manfaat ekonomi : sebagai sumber makanan, obat-obatan,
dan objek wisata bahari. Manfaat ekologis : mengurangi hempasan gelombang
pantai yang dapat berakibat terjadinya abrasi. Manfaat sosial ekonomi : sebagai
sumber perikanan yang dapat meningkatkan pendapatan para nelayan. Terumbu
karang juga dapat menjadi daya tarik objek wisata yang dapat meningkatkan
pendapatan penduduk sekitar dari kegiatan pariswisata. Terumbu karang banyak
ditemukan di bagian tengah wilayah Indonesia seperti di Sulawesi, Bali, Lombok,
dan Papua. Konsentrasi terumbu karang juga ditemukan di Kepulauan Riau, pantai
barat dan ujung barat Sumatra.
rpp geografi kelas x sms 1 kurikulum 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : .................................
Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X
MIA-IIS/ 1
Materi : Pengetahuan
Dasar Geografi
Alokasi
Waktu : 12 x 45 menit (4 pertemuan)
A.
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar dan
Indikator
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencampaian Kompetensi
|
3.1. Memahami
pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari
|
-
Mengindentifikasi ruang lingkup geografi
-
Membedakan objek studi formal dan material
-
Membedakan aspek fisik dan non fisik geografi
-
Mencontohkan konsep-konsep geografi dalam kehidupan
sehari-hari
-
Merinci prinsip-prinsip geografi dalam kajian geosfer
-
Merinci pendekatan geografi dalam kajian geosfer
|
4.1. Menyajikan contoh
penerapan pengetahuan dasar geografi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk
tulisan.
|
Membuat artikel tentang pengetahuan dasar geografi yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari di daerah masing-masing
|
C.
Materi
Pengetahuan Dasar Geografi
-
Ruang Lingkup Geografi
-
Objek Studi dan Aspek Geografi
-
Konsep Geografi
-
Prinsip Geografi
-
Pendekatan Geografi
D.
Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan I : Indikator Pencapaian Kompetensi
|
||
-
Mengindentifikasi ruang lingkup geografi
-
Membedakan objek studi formal dan material
-
Membedakan aspek fisik dan non fisik geograf
|
||
Tahapan
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Pendahuluan
|
-
Melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun)
-
Apersepsi melalui kilas balik materi
IPS/Geografi di SMP/MTs
-
Memperkenalkan diri dan membuat
kontrak belajar bersama
-
Memberikan motivasi mengenai materi
yang akan diajarkan, apa manfaatnya, serta menyampaikan SKL, 8
|
25’
|
Kegiatan Inti
Sintaks Model Pembelajaran Generatif
|
Pendahuluan/Ekplorasi
-
Melakukan ekplorasi terhadap pengetahuan, ide, atau
konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari atau diperoleh dari
pembelajaran pada tingkatan kelas sebelumnya tentang geografi
-
Mengamati video/peta/gambar-gambar yang disajikan pada slide
proyektor di kelas
-
Memahami lembar kegiatan (LK 1 ) tentang ruang lingkup
geografi, objek studi dan aspek geografi
Pemfokusan
-
Menyelesaikan tugas yang diberikan dalam
pembelajaran untuk merangsang/menguji jawaban dengan caranya
sendiri tentang ruang lingkup geografi, objek studi geografi dan aspek geografi
|
100’
|
Penutup
|
-
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas
-
Memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi
yang kurang dipahami
-
Melakukan tes tanya jawab langsung terhadap materi yang
dibahas
-
Refleksi kegiatan pembelajaran
|
10’
|
Pertemuan II : Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
||
-
Mencontohkan konsep-konsep geografi dalam kehidupan sehari-hari
-
Merinci prinsip-prinsip geografi dalam kajian geosfer
-
Merinci pendekatan geografi dalam kajian geosfer
|
||
Tahapan
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Pendahuluan
|
-
Melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun)
-
Berapersepsi kemudian mengindentifikasi
tingkat kehadiran dan kabar peserta didik.
-
Memberikan motivasi mengenai manfaat
mempelajari materi yang di kaji
-
Melakukan ice breaker untuk memulai pembelajaran
|
15’
|
Kegiatan Inti
Sintaks Model Pembelajaran Generatif
|
Tantangan/Pengenalan Konsep
-
Membentuk kelompok 4-5 siswa/perkelompok dengan metode
menghitung kelipatan sesuai jumlah siswa yang hadir di kelas secara berurutan
-
Mengelompokan diri sesuai angka yang disebutkan dan
diberikan nomor kelompok di meja yang sudah disediakan
-
Mengamati konsep, prinsip dan pendekatan geografi pada
slide proyektor
-
Menyelesaikan LK 2, 3 dan 4 yang disediakan secara
berkelompok tentang konsep dasar geografi, prinsip geografi dan pendekatan
geografi dengna mencari sumber dari buku dan internet memanfaatkan HP Android
-
Mempresentasikan hasil diskusi kelompol sesuai LK 2, 3 dan 4 untuk proses
tukar pengalaman sesuai nomor udian kelompok yang ditentukan
-
Melakukan diskusi bersama tentang konsep dasar geografi,
prinsip geogafi dan pendekatan geografi
-
Menyimpulkan materi konsep dasar geografi, prinsip
geogafi dan pendekatan geografi secara bersama-sama
|
100’
|
Penutup
|
-
Menjawab secara bersama-sama 5 soal pilihan ganda melalui
slide dari soal UN/SNMPTN/SBMPTN sebagai tugas struktur tentang ruang
lingkup, objek, aspek, konsep, prinsip, pendekatan geografi
-
Memahami catatan untuk pertemuan
selanjutnya seperti membawa laptop, modem dan lain-lain untuk menyusun
artikel terkait dengan geografi dan terlebih dahulu memahami objek sekitar
lingkungan sebagai bahan pertemuan selanjutnya sesuai kelompok yang ada
-
Merefleksi kegiatan pembelajaran
|
20’
|
Pertemuan III : Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
||
-
Membuat artikel tentang pengetahuan dasar geografi yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di daerah masing-masing
|
||
Tahapan
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Pendahuluan
|
-
Melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun)
-
Berapersepsi kemudian
mengindentifikasi tingkat kehadiran dan kabar peserta didik.
-
Memberikan motivasi untuk
mempelajari materi yang akan dilakukan
-
Melakukan ice breaker untuk memulai pembelajaran
|
15’
|
Kegiatan Inti
Sintaks Model Pembelajaran Generatif
|
Penerapan Konsep
-
Mengelompokan diri sesuai pembentukan kelompok pada
pertemuan sebelumnya
-
Memahami video/peta/gambar tentang hubungan objek-objek
yang ada dipermukaan bumi melalui slide proyektor sebagai review untuk
menyelesaikan artikel
-
Memahami contoh artikel tentang hubungan pengetahuan
dasar geografi melalui slide proyektor
-
Menulis artikel artikel dan menyusun di power point tentang
pengetahuan dasar geografi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di
daerah masing-masing
-
Mempresentasikan hasil tulisan dalam bentuk power point
setiap kelompok tentang pengetahuan dasar geografi
-
Menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama tentang pengetahuan
dasar geografi
|
100’
|
Penutup
|
-
Memberikan 5 soal studi kasus sebagai tugas struktur secara
mandiri tentang ruang lingkup, objek, aspek, konsep, prinsip, pendekatan geografi
-
Merefleksi kegiatan pembelajaran
|
20’
|
Pertemuan IV: Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
||
-
Mengindentifikasi ruang lingkup geografi
-
Membedakan objek studi formal dan material
-
Membedakan aspek fisik dan non fisik geograf
-
Mencontohkan konsep-konsep geografi dalam kehidupan
sehari-hari
-
Merinci prinsip-prinsip geografi dalam kajian geosfer
-
Merinci pendekatan geografi dalam kajian geosfer
-
Membuat artikel tentang pengetahuan dasar geografi yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari di daerah masing-masing
|
||
Tahapan
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Pendahuluan
|
-
Melakukan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun)
-
Berapersepsi kemudian
mengindentifikasi tingkat kehadiran dan kabar peserta didik.
-
Memberikan motivasi untuk
mempelajari materi terakhir yang akan dilakukan
-
Melakukan ice breaker tepuk tangan bersama untuk memulai pembelajaran
|
15’
|
Kegiatan Inti
Sintaks Model Pembelajaran Generatif
|
Penerapan Konsep
-
Menindak lajuti kegiatan tugas struktur yang diberikan dengan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan
sehari-hari yang diberikan secara sederhana
-
Melakukan pembahasan soal studi kasus yang
diberikan sebagai tugas struktur pada pertemuan sebelumnya sesuai kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan sesuai dengan penerapan pengetahuan dasar
geografi
|
45’
|
Penutup
|
-
Menyimpulkan bersama-sama tentang materi pengetahuan
dasar geografi
-
Melakukan Penilaian Harian (PH) I: Pengetahuan Dasar
Geografi
-
Pembahasan jawaban PH secara bersama-sama
-
Merefleksi dan umpan balik kegiatan pembelajaran secara
keseluruhan dari I (satu) sampai pertemuan IV (empat)
|
75’
|
E. Teknik Penilaian
Nilai Individu
No
|
Nama Siswa
|
Penilaian
Individu
|
Penilaian Kelompok
|
Penilaian Harian (PH)
|
Nilai
|
Penilaian Keterampian
|
Nilai
|
Penilaian
Akhir Semester
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
Total
|
1
|
2
|
3
|
Total
|
3.1
|
3.2
|
3.3
|
3.4
|
4.1
|
4.2
|
4.3
|
4.4
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dst
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nilai Kelompok
Kelompok
|
LK 1 (0-25)
|
LK 2 (0-25)
|
LK 3 (0-25)
|
LK 4 (0-25)
|
Total Nilai
|
I
|
|
|
|
|
|
1.
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
II
|
|
|
|
|
|
1.
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
dst
|
|
|
|
|
|
Rubrik
Penilaian Diskusi
Aspek
|
Nilai
0 – 10
|
A. Isi Materi
|
|
· Ketikan dan tulisan menarik dan mudah dimengerti serta sistematis
|
|
· Hasil diskusi menggambarkan pengetahuan dasar geografi
|
|
· Terlihat perbedaan yang jelas antar ruang lingkup, objek studi, aspek, konsep, prinsip,
pendekatan geografi
|
|
B.
Kerjasama Kelompok
|
|
· Semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi
|
|
· Semua anggota kelompok mengerti dan memahami mengenai materi yang di
diskusikan
|
|
· Keaktifan menanggapi, bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain
|
|
C.
Presentasi
|
|
· Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan audien
|
|
· Dapat menyampaikan materi dengan suara yang baik, bahasa yang santun dan
sistematis
|
|
· Menyampaikan materi dengan intonasi dan bahasa tubuh yang menyakinkan
audien
|
|
· Memberikan tanggapan/jawaban yang benar dan sesuai pemecahan masalah
|
|
Jumlah
|
|
F. Media/Alat, Bahan, dan
Sumber Belajar
Media/Alat
|
Gambar, Video, LCD, Proyektor
|
Bahan
|
Lembar Kerja
(Lampiran)
|
Sumber Belajar
|
Geografi Kelas X
|
Mengetahui, Medan,
Juli 2016
Kepala
........................ Guru
Mata Pelajaran
.................................. ...............................
................................ .......................................
Lampiran Media
·
Video
No
|
Materi
|
Tautan
|
1
|
Ruang Lingkup, Objek Studi dan Aspek Geografi
|
-
https://www.youtube.com/watch?v=CCG8DjUzmZQ
-
https://www.youtube.com/watch?v=USZId2l6glA
-
https://www.youtube.com/watch?v=6F5oZLpF5EI
-
https://www.youtube.com/watch?v=iMIUCHMV2X8
|
2
|
Konsep Geografi
|
-
https://www.youtube.com/watch?v=4Fwcz2pDkWA
-
https://www.youtube.com/watch?v=f7KPl3Wf85M
-
https://www.youtube.com/watch?v=mXgCHMrW6d8
-
https://www.youtube.com/watch?v=SEn3QmaY4G4
|
3
|
Prinsip Geografi
|
-
https://www.youtube.com/watch?v=ZxnP4-wXkwM
-
https://www.youtube.com/watch?v=OKpn2Bzb0l4
|
4
|
Pendekatan Geografi
|
-
https://www.youtube.com/watch?v=_g9yjn-PfHo
-
https://www.youtube.com/watch?v=PG-hur8LlJM
|
·
Gambar
Sumber: www.google.com
Lembar Kerja 3.1.1: Ruang Lingkup, Objek Studi, Dan Aspek
Geografi
Nama
Kelompok :
Ketua
Kelompok :
Anggota :
NO
|
MATERI
|
URAIAN
|
|
1
|
Pengertian Geografi
Menurut Hasil Seminar IGI Tahun 1988 di Semarang
|
|
|
2
|
Ahli Geografi
|
|
|
|
MATERI
|
URAIAN
|
CONTOH
|
3
|
Objek Studi Geografi
|
||
-
Material
|
|
|
|
-
Formal
|
|
|
|
4
|
5Aspek Geografi
|
||
-
Fisik
|
|
|
|
-
Non Fisik
(sosial)
|
|
|
|
-
Teknik
|
|
|
|
5
|
CONTOH HUBUNGAN
ASPEK FISIK DAN FISIK
|
||
1.
|
|||
2.
|
|||
CONTOH HUBUNGAN
ASPEK FISIK DAN SOSIAL
|
|||
1.
|
|||
2.
|
|||
CONTOH HUBUNGAN
ASPEK FISIK DAN TEKNIK
|
|||
1.
|
|||
2.
|
|||
CONTOH HUBUNGAN
ASPEK SOSIAL DAN TEKNIK
|
|||
1.
|
|||
2.
|
Lembar Kerja 3.1.2. Konsep dasar geografi
Nama
Kelompok :
Ketua
Kelompok :
Anggota :
No
|
Konsep Dasar Geografi
|
Uraian
|
Contoh
|
1
|
Jarak
|
|
|
2
|
Keterjangkauan
|
|
|
3
|
Pola
|
|
|
4
|
Morfologi
|
|
|
5
|
Aglomerasi
|
|
|
6
|
Nilai Kegunaan
|
|
|
7
|
Lokasi
|
|
|
8
|
Diferensiasi Area
|
|
|
9
|
Interaksi
|
|
|
10
|
Keterkaitan ruang
|
|
|
Lembar Kerja 3.1.3: Prinsip Geografi
Nama
Kelompok :
Ketua
Kelompok :
Anggota :
No
|
Prinsip Geografi
|
Uraian
|
Contoh Penerapan
|
1
|
Lingkungan
|
|
1
|
2
|
|||
2
|
Keruangan
|
|
1
|
2
|
|||
3
|
Komplek Wilayah
|
|
1
|
2
|
Lembar Kerja 3.1.4: Pendekatan Geografi
Nama
Kelompok :
Ketua
Kelompok :
Anggota :
No
|
Prinsip Geografi
|
Uraian
|
Contoh Penerapan
|
1
|
Deskripsi
|
|
1
|
2
|
|||
2
|
Interelasi
|
|
1
|
2
|
|||
3
|
Persebaran
(Distribusi)
|
|
1
|
2
|
|||
4
|
Korologi
|
|
1
|
2
|
Lampiran: Studi Kasus
Perhatikan gambar di bawah
ini
Wisatawan
Asing melakukan penyeberangan menggunakan sampan yang dikaitkan tali untuk
mencapai ke seberang sungai. Sungai yang dilalui merupakan bagian hulu Sungai
Wampu Kabupaten Langkat sebagai bagian kawasan Taman Nasional Gunung Lauser
(TNGL). Wisatawan asing melakukan penyeberangan untuk melihat penangkaran orang
utan.
1. Berdasarkan
kegiatan di atas, objek studi dan aspek geografi apa saja dari gambar tersebut
2. Pada gambar
tersebut, maka contoh-contoh dari konsep dasar geografi ?
3. Merinci kajian fenomena
tersebut, maka pendekatan geografi yang diterapkan yaitu
4. Berikan rincian,
prinsip geografi yang diterapkan untuk memahami gambar tersebut
Lampiran Soal Pilihan Ganda
NO
|
SOAL
|
1
|
Perhatikan pernyataan berikut:
1) tanah subur;
2) natalitas;
3) danau;
4) migrasi;
5) mortalitas;
6) angin.
Dari pernyataan tersebut
yang menunjukan ruang lingkup fisik adalah ....
a.
(1),
(2) dan (3) d.
(3), (5) dan (6)
b.
(2),
(4) dan (5) e.
(4), (5) dan (6)
c.
(1), (3) dan (6)
|
2
|
Pada kenyataannya studi geografi
tenteng geosfer tidak terlepas dari unsur wilayah (region). Oleh karena itu
region merupakan....
a.
Fungsional
geografi d. Regional geografi
b.
Formal geografi e. Kajian geografi
c.
Material
geografi
|
3
|
Sepanjang sungai Deli banyak pemukiman
kumuh yang berbentuk memanjang mengikuti garis pantai.
Fenomena ini berkaitan dengan konsep
....
a.
Pola d. Interaksi
b.
Keterjangkauan e. Morfologi
c.
Keterkaitan
ruang
|
4
|
Aktivitas pertanian sangat bergantung
pada berbagai faktor yaitu fisis seperti iklim, tanah, dan ketinggian; faktor
sosial seperti latar belakang budaya dan perkembangan teknologi; faktor
ekonomi seperti kepemilikan modal; dan faktor politik seperti kebijakan
pemerintah suatu daerah. Dalam kajian geografi, penjelasan tersebut
menggunakan prinsip....
a.
Korologi d. Kronologi
b.
Deskripsi e. Distribusi
c.
Interaksi
|
5
|
Pemukiman di sekitar Daerah Aliran
Sungai (DAS) Begawan Solo sering mengalami banjir, sehingga masyarakat
membuat tanggul penahan banjir dan pada waktu banjir terjadi sering sekali
pemukiman ditinggalkan penghuninya. Pendekatan geografi untuk mempelajari
peristiwa tersebut adalah ....
a.
Lingkungan d. Komplek wilayah
b.
Persebaran e. Interelasi
c.
Keruangan
|
Lampiran Artikel
PERAN ESEG
(ENVIRONMENTAL, SOCIAL AND ECONOMIC GEOGRAPHY) DALAM
MENGEKOEFISIENSI LAHAN BUAH DAN SAYURAN UNGGULAN DI KABUPATEN KARO SESUAI PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Oleh
Dini
Damarpertiwi Dermawan dan Ananda Putri Syifa
Letak geografis Kabupaten Karo
berada diantara 2º50’–3º19’ LU dan
97º55’–98º38’ BT dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97% dari luas
Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan
sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Daerah ini berada pada
ketinggian 280–1.420 meter dpl dengan curah hujan tertinggi pada bulan Nopember
sebesar 268 mm dan terendah pada bulan Januari sebesar 64 mm. Suhu udara
berkisar antara 18,8 ºC - 19,8ºC dengan kelembaban udara rata-rata setinggi
84,66 persen (BPS Kab. Tanah Karo, 2000). Keberadaan Gunung Sinabung (2.460 meter dpl) dan Gunung Sibayak (2.212
meter dpl) sebagai gunung tertinggi Sumatera Utara. Gunung Sibayak sampai saat
ini belum mengalami erupsi dan berbeda dengan Gunung Sinabung mulai aktif
kembali dan bererupsi tahun 2010 semenjak tahun 1600an. Kemudian bererupsi
kembali pada bulan september 2013-2014 (http://www.karokab.go.id/in/)
Abu vulkanik letusan Gunung Sinabung menyelimuti pemukiman
masyarakat di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Letusan gunung yang
disertai dengan gempa itu membuat masyarakat dilanda kepanikan. Akibat letusan
gunung berapi, beberapa material yang keluar dari kepundan gunung tersebut
antara lain adalah awan panas, material pijar, hujan abu, kemungkinan gas
beracun yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak
yang berbeda – beda terhadap lingkungan hidup, terdapat dampak negatif dan
dampak positif (BPTP Sumatera Utara, 2014).
Bagi Sumatera Utara untuk kebutuhan pasokan buah dan
sayurnya berasal dari Kabupaten Karo menjadi terganggu bahkan untuk daerah
sekitarnya. Buah dan sayuran yang dihasilkan dari lahan-lahan subur di daerah
tersebut antara lain bawang merah, bunga kubis, wortel, sawi, tomat, cabai,
kopi, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat buah dan sayur unggulan yang
memiliki nilai harga tinggi seperti jeruk, markisa, kol/kubis, kentang dan
sebagainya bahkan pasokannya kebutuhan sampai ke luar Sumatera Utara
(http://distan.sumutprov.go.id/).
Kondisi
Kabupaten Karo mengalami perbedaan setelah erupsi Gunung Sinabung dan perubahan
lahan-lahan lainnya menjadi tempat-tempat wisata atau villa-villa mewah.
Perubahan lahan yang berubah menjadi pemukiman ataupun perkebunan besar sudah
ada di Kabupaten Karo. Padahal sesuai dengan UU RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Pertanian Pangan Berkelanjutan sudah mengatur hal tersebut.
Begitu
juga masyarakat yang mengungsi pun banyak pindah ke daerah lain yang selama ini
mengelola lahannya untuk buah dan sayur unggulan. Dengan demkian, hasil
pertanian buah dan sayur yang berasal dari Kabupaten Karo untuk kebutuhan
Sumatera Utara dan sekitarnya sangat menurun karena lahan utama yang subur
berada disekitar kaki Gunung Sinabung. Selain itu juga masyarakat juga masih
mengalami trauma melakukan kegiatan-kegiatan di bidang pertanian karena lahan
pertaniannya rusak bahkan tempat tinggal dan modal yang dimiliki tidak ada
lagi.
Buah
dan sayur impor masuk ke pasar Indonesia dan Sumatera Utara sehingga masyarakat
mulai beralih pada buah dan sayur negara lain. Masyarakat memilih buah dan
sayur impor karena faktor harga yang lebih murah. Kondisi ini berpengaruh
secara tidak langsung pada pendapatan petani buah dan sayur yang terus menurun.
Pengaruh yang begitu besar akibat erupsi Gunung Sinabung bagi masyarakat dan
lahan yang ada, dibutuhkan kerja keras untuk mengubahnya sehingga potensi yang
ada dapat dipertahankan. Masyarakat banyak kehilangan mata pencahariannya
sebagai petani karena lahannya rusak, juga lahan-lahan yang selama ini
dijadikan buah dan sayur unggulan sudah tidak ada lagi. Membangun kembali dan bangkit
dari keterpurukan suatu keharusan bagi masyarakat agar Kabupaten Karo dapat
berdaya saing dengan daerah lain sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.
Untuk
melakukan itu, peran Enviromental,
Social, and Economic Geography (ESEG) untuk mengekoefisiensi lahan buah dan
sayur unggulan di Kabupaten Karo sesuai Pembangunan Berkelanjutan sehingga
masyarakat dapat mengatasi masalah dalam perubahan lingkungan, pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan menciptakan masyarakat yang lebih baik. Upaya
tersebut dapat dilakukan yaitu:
1. Memetakan Lahan
Melakukan pemetaan lahan potensial buah dan sayur unggulan di Kabupaten
Karo menjadi landasan untuk menganalisis dalam mengelola potensi sumberdaya
secara ekoefiensi. Pemetaan dapat dilakukan melalui pengumpulan data-data di lapangan,
peta, foto udara dan citra satelit. Analisis pemetaan akan memberikan
perencanaan selanjutnya yang lebih baik (Sucipto,
2013). Memetakan juga pasar buah
dan sayur unggulan di tingkat lokal dan internasional memberikan manfaat bagi
daerah untuk mengetahui keunggulan dalam meningkatkan kualitas buah dan sayur
unggulan yang dihasilkan di Kabupaten Karo.
2. Pengelolaan Secara Organik
Mengelola lahan buah dan sayur unggulan secara organik akan menjadikan
lahan terjaga kesuburan, pH, suhu, kandungan air dan organisme yang ada di
dalam lahan tersebut (Afandie, 2002). Begitu pula hama akan sulit
berkembang di lahan potensial berbasis organik ini dan sangat berbeda dengan
sistem pengolahan yang bersifat kimiawi. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga
lebih sedikit dan hasil buah dan sayurnya lebih tingg/mahal harganya.
Keunggulan uah dan sayur unggulan yang dihasilkan lebih berkualitas karena
dapat bertahan lama serta memberikan pengaruh kesehatan yang lebih baik
dibandingkan pengolahan dengan zat kimia. Inilah peran dari ESEG pada Enviromental Geography nya.
3. Budaya Berekoefisiensi
Mengubah kebiasaan masyarakat yang selama ini pengelolaan lahan buah dan
sayur unggulan dari kimiawi menjadi organik sangatlah sulit. Pembimbingan
kepada masyarakat pentingnya mengola lahan untuk memenuhi kebutuhan tidak saja
pada kepentingan ekonomi, namun menjaga lingkungan hidup sangat penting sesuai
prinsip ekoefisiensi. Membudayakan berekoefisiensi pada masyarakat berlandaskan
ekologi, sosial dan ekonomi akan menjadikan kehidupan masyarakat di Kabupaten
Karo ramah terhadap lingkungannya. Perubahan perilaku di masyarakat untuk
menjaga lingkungan secara bersama-sama serta untuk kepentingan bersama oleh
masyarakat menyongsong pembangunan berkelanjutan. Social geography inilah sangat penting karena nilai-nilai perubahan
perilaku sebagai bagian dari ESEG dalam membangun budaya di masyarakat untuk
lebih berekoefisiensi.
4. Promosi dan Kerjasama
Economic geography memiliki peran terutama
dalam meningkatkan promosi dan kerjasama ke semua pihak termasuk keluar negeri
untuk pasar ekspor semakin terbuka sehingga berpengaruh pada peningkatkan
pendapatan masyarakat. Promosi untuk memasarkan buah dan sayur unggulan sangatlah
penting yang harus didukung keunggulan buah dan sayur tersebut. Pemerintah
mempunyai fungsi sebagai pihak promosi kepihak luar. Sedangkan petani, pemodal,
penyalur, penyedia pupuk organik akan menambah pendapatan keuntungan secara
bersama-sama pula.
5. Program Sertifikasi
Selain pengolahan lahan buah dan sayur secara organik, maka usaha
lainnya yaitu dapat dilakukan melalui sertifikasi. Buah dan sayur unggulan
seperti cabai, tomat, jeruk dan markisa dan lain-lain akan mampu bersaing
secara kualitas dan harga dengan buah dan sayur impor lainnya. Keraguan tehadap
kualitas buah dan sayur selama ini akan terjawab dengan peningkatan kualitasnya
yang tersertifikasi sebagai buah dan sayuran unggulan yang berasal dari
Kabupaten Karo dan bersaing di luar negeri.
Erupsi Gunung Sinabung di
Kabupaten Karo membawa pengaruh di bidang pertanian khusunya lingkungan fisik
lahan dan buah dan sayur yang rusak karena ketebalan abu vulkanik yang
menutupinya serta material erupsi lainnya. Kekurangan modal yang dimiliki petani
dan rasa trauma masyarakat memberikan pengaruh terhadap hasil panen buah dan
sayur yang selama ini menjadi unggulan daerah ini. Semakin banyaknya buah dan
sayur impor yang beredar, mempengaruhi secara tidak langsung terhadap tingkat
pendapatan petani.
Meningkatkan hasil panen buah dan sayur unggulan dengan memanfaatkan
lahan yang subur di Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara dengan berbagai
upaya yang dilakukan petani dan pemerintah daerah. Peran ESEG (Enviromental, Social and Economic Geography)
dalam mengekoefisiensi lahan buah dan sayur unggulan di Kabupaten Karo dapat
diwujudkan sesuai pembangunan berkelanjutan. ESEG dalam pelaksanaannya
melakukan pemetaan lahan, pengolahan secara organik, budaya berekoefisiensi,
promosi-kerjasama, program sertifikasi membawa pengaruh pada perubahan kondisi
lingkungan lahan akan menjadi lebih baik, masyarakat yang berekoefisiensi,
pendapatan perekonomian meningkat. Buah dan sayur unggulan mampu bersaing
terutama pasar daerah sekitarnya seperti di Kota Medan bahkan pasar untuk
ekspor ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi. 2008. Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan.
Bogor: Crestpent Press.
Afandie
R, Nasih W.Y. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Yogyakarta. Kanisius.
BPTP Sumatera Utara, 2014. Rekomendasi Kebijakan Mitigasi Dampak Erupsi
Gunung Sinabung Terhadap.
Karmila Br Ginting, 2013. Potensi Pengembangan
Wilayah Kabupaten Karo Pada Sektor Pertanian. Medan. Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Skripsi.
Mulyani,
Mul, S. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Susilo Astuti Handayani. 2013. Optimalisasi
Pengelolaan Lahan untuk Sayuran Unggulan Nasional. http://tabloidsinartani.com/content/read/
optimalisasi -pengelolaan-lahan-untuk-sayuran-unggulan-nasional/. Tabloid.
diakses pada 29 Nopember 2014 Jam 14.22 WIB
Undang-undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=1209
Selasa, 09 Desember 2014
http://distan.sumutprov.go.id/?p=170
Selasa, 09 Desember 2014 Pukul 13.24 WIB
http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/05/08/79550/enam-komoditas-
buah-dan-sayur-sumut-disertifikasi/#.VIaScWfAa8A
Selasa, 09 Desember 2014 Pukul 13.37 WIB
http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2013/02/9.-Agrovigor-Sept-2010-Vol-3-No-2-Pemetaan-Potensi-Pertanian-Sucipto-.pdf
http://www.karokab.go.id/in/index.php/gambaran-umum diakses pada Jum’at, 28 Nopember 2014
Jam 16.08 WIB
http://ekasapta766hi.blogspot.com/2013/01/potensi-kabupaten-tanah-karo-di-sektor.html diakses pada 29 Nopember 2014 Jam 13.17
WIB
http://jurnalorganik.blogspot.com/2013/05/sistem-pertanian-organik.html diakses pada Rabu, 10 Desember 2014 Jam
16.21 WIB
Langganan:
Postingan (Atom)