Fenomena Alam belakang ini selalu dibicarakan di berbagai media. BANJIR, LONGSOR, GEMPA BUMI, GUNUNG MELETUS, ANGIN PUTING BELIUNG DLL. tahukah apa penyebab nya? artikel ini sebagai renungan kita bersama sebagai makhluk yang di tugaskan untuk menjaga, mengelola dan merawat lingkungan ini.
A. Pengertian
Lingkungan Hidup
Lingkungan
atau sering disebut dengan lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang
hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati.
Adapun berdasarkan UU No. 32 tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dalam persoalan lingkungan hidup, manusia mempunyai peranan yang sangat
penting. Karena pengelolaan lingkungan hidup itu sendiri pada akhirnya
ditujukan buat keberlangsungan manusia di bumi ini.
Menurut
Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, menyatakan bahwa
lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang
menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan atau hayati
sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan. Kerusakan lingkungan hidup terjadi di darat, udara, maupun di
air.
B. Ayat-ayat Al-Qur’an
yang Berkaitan tentang Lingkungan Hidup
1. Surat Al-Mulk ayat 3-4
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ
Artinya:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?” (QS: Al-Mulk Ayat: 3)
ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ
Artinya:
“Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” (QS: Al-Mulk Ayat: 4)
a. Asbab
an-nuzul
Pemakalah tidak menemukan.
b. Penafsiran
(3) Ayat ini menjelaskan
bahwa Allah SWT telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis yang tidak ada
satu makhluqpun dapat melakukannya. Tiap-tiap benda alam itu seakan-akan
terapung kokoh ditengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga
dan tanpa tali-temali yang mengikatnya. Tiap-tiap langit itu menempati ruangan
yang telah ditentukan baginya di tengah-tengah jagat raya dan masing-masing
lapisan itu terdiri atas begitu banyak planet yang tidak terhitung jumlahnya. Makanya
benar bahwa Allah SWT berfirman hanya Allah SWT yang Maha Agung dan Maha
Tinggi.
Arti mufrodat:
Tibaaqo artinya: Berlapis-lapis maksudnya
susunan langit keatas. Selanjutnya Allah SWT menunjukkan ke Maha Sempurnaannya,
Ma taroo fii kholqi rohmaan: taroo disini untuk semua manusia (kamu
tidak akan dapat melihat) terhadap ciptaan-Nya, yaitu min tafaawuts
artinya: tidak rapi, kacau, tidak cacat, tidak kokoh (tidak saling berkait),
dan tidak sesuai.
Jadi semua penciptaan langit sangat
rapi, kokoh, saling berkait kokoh dan seimbang. Bandingkan dengan penciptaan
manusia. Disini Allah SWT menantang bahwa Allah SWT tidak pernah main-main
menciptakan langit ini, Allah SWT serius menciptakan semua ini. Sehingga kalau
hidup dibawah langit Allah SWT jangan main-main. Selanjutnya ulangi lagi
pandanganmu ke langit, teliti lagi agar kamu dapat menyaksikan secara langsung,
apa yang telah Aku beritahukan kepadamu bahwa tidak ada cacat sama sekali dari
apa yang telah Aku ciptakan sehingga kamu tidak merasa ragu lagi. Subhanallah.[3]
(4) Pertanyaan Allah kepada manusia
pada ayat diatas dijawab sendiri oleh Allah pada ayat ini dengan mengatakan
bahwa sekalipun manusia berulang-ulang memperhatikan, mempelajari, dan
merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti ia tidak menemukan kekurangan dan
cacat, walau sedikitpun. Jika mereka terus-menerus melakukan yang demikian itu,
bahkan seluruh hidup dan kehidupannya digunakan untuk itu, akhirnya ia hanya
akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan, sampai ia mati dan kembali
kepada Tuhannya.
Dari ayat ini, dapat difahami bahwa
tidak ada seorangpun diantara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada
ciptaan Allah. Jika ada diantara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa
dia mengetahui seluruh ilmu Allah. Sampai saat ini belum ada seorangpun yang
mengetahuinya dan tidak ada seorangpun yang dapat memilik seluruh ilmu Allah.
Seandainya ada diantara manusia yang dianggap paling luas ilmunya, maka ilmu
yang diketahuinya itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari ilmu Allah. Akan
tetapi, banyak diantara manusia yang tidak mau menyadari kelemahan dan
kekurangannya, sehingga mereka tetap ingkar kepada-Nya.
2. Surat Al-A’raf ayat 56
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya:
“Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.” (QS: Al-A'raf Ayat: 56)
a.
Asbab
an-nuzul
Pemakalah tidak menemukan
b. Penafsiran
Dalam ayat ini Allah melarang
manusia agar tidak membuat kerusakan di permukaan bumi. Kerusakan ini mencakup:
1. Kerusakan
jiwa, dengan cara membunuh dan memotonga anggota tubuh.
2. Kerusakan
harta, dengan cara ghoshob dan mencuri.
3. Kerusakan
agama dan kafir, dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.
4. Kerusakan
nasab, dengan melakukan zina.
5. Kerusakan
akal, dengan meminum-minuman yang memabukkan.
Kesimpulannya, bahwa kerusakan itu
mencakup kerusakan terhadap akal, akidah, tata kesopanan, pribadi, maupun
sosial, sarana-sarana penghidupan, dan hal-hal yang bermanfaat untuk umum,
seperti lahan-lahan pertanian, perindustrian, perdagangan dan sarana-sarana
kerjasama untuk sesama manusia.
Salah satu bentuk perbaikan yang
dilakukan Allah adalah dengan mengutus para Nabi untuk meluruskan dan
memperbaiki kehidupan yang kacau dalam masyarakat. Siapa yang tidak menyambut
kedatangan Rasul, atau menghambat misi mereka, dia telah melakukan salah satu
bentuk perusakan di bumi.
3.
Surat Ar-Rum
ayat 41-42
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِى الْبِرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ
لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Artinya:
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS: Ar-Rum Ayat: 41)
قُلْ سِيْرُوْا
فِى الْأَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ قلى كَانَ
أَكْثُرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ
Artinya:
“Katakanlah,
‘Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang dahulu.’ Kebanyakan mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (QS: Ar-Rum Ayat: 42)
a.
Asbab
an-nuzul
Pemakalah
tidak menemukan.
b.
Penafsiran
Telah muncul berbagai kerusakan di
dunia ini sebagai akibat dari peperangan dan penyerbuan pasukan-pasukan,
pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal perang, dan kapal-kapal selam. Hal itu
tiada lain karena akibat dari apa yang dilakukan oleh umat manusia berupa
kezaliman, banyaknya lenyapnya perasaan dari pengawasan Yang Maha Pencipta. Dan
mereka melupakan sama sekali akan hari hisab, hawa nafsu terlepas bebas dari
kalangan sehingga menimbulkan berbagai macam kerusakan di muka bumi. Karena
tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka, dan agama tidak
dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya serta mencegah
keliarannya. Akhirnya Allah SWT merasakan kepada mereka balasan dari sebagian
apa yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan lalu
yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali dari kesesatannya lalu bertaubat
dan kembali kepada jalan petunjuk. Dan mereka kembali ingat bahwa setelah
kehidupan ini ada hari yang pada hari itu semua manusia akan menjalani penghisaban
amal perbuatannya.
Sesudah Allah menjelaskan bahwa
timbulnya kerusakan sebagai akibat dari perbuatan tangan manusia sendiri. Lalu
Dia memberikan petunjuk kepada mereka, bahwa orang-orang sebelum mereka telah
melakukan hal yang sama seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka. Akhirnya
mereka tertimpa azab dari sisi-Nya, sehingga mereka dijadikan pelajaran buat
orang-orang sesudah mereka dan sebagai perumpamaan-perumpamaan bagi generasi
selanjutnya.
IV.
ANALISIS
Lingkungan
hidup adalah segala sesuatu yang ada di muka bumi baik yang berupa benda hidup
maupun benda mati.
Pada surat Al-Mulk ayat 3-4 dapat dianalisa bahwa sesungguhnya Allah
menciptakan alam semesta ini secara sempurna tanpa terkecuali. Maksudnya, jika
ada seseorang atau suatu golongan yang meremehkan atau meragukan akan ciptaan
Allah maka makhluk tersebut diperkenankan untuk mengamati berkali-kali akan
ciptaan-Nya dan hal tersebut hanya akan sia-sia belaka.
Pada surat Al-A’raf ayat 56 dapat dianalisa bahwa sesungguhnya Allah telah
melarang makhluknya untuk berbuat kerusakan di muka bumi ini.
Kerusakan-kerusakan tersebut meliputi: a) Kerusakan jiwa, b) Kerusakan harta,
c) Kerusakan agama, d) Kerusakan nasab, e) Kerusakan akal.
Pada surat Ar-Rum ayat 41-42 dapat dianalisa bahwa ayat ini mengharapkan
seorang muslim dapat menyadari pentingnya menjaga serta melestarikan alam
lingkungan, dan juga tidak membuat kerusakan terhadap alam lingkungan. Dengan
artian jika akan melakukan sesuatu harus melalui pertimbangan pemikiran yang
matang akan akibat yang ditimbulkannya agar tidak terjadi hal-hal yang sifatnya
merusak lingkungan.
Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Lingkungan
1. QS. Al Mulk Ayat 15
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Artinya:“Dialah
Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan.”(Q.S
Al Mulk Ayat 15)
2. QS. Al Mursalaat Ayat 27
فُرَاتًا مَاءً وَأَسْقَيْنَاكُمْ شَامِخَاتٍ رَوَاسِيَ فِيهَا وَجَعَلْنَا
Artinya:”dan
Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan
air yang tawar”
(QS. Al
Mursalaat Ayat 27)
3. QS. Ar Rum Ayat 41-42
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)
4. Q.S. Al A’raf ayat 56-58
Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadanya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan
Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahma-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka
kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti
itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin
Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur.” (QS Al
A’raf : 56-58)
5. QS. Al Baqarah Ayat 164
Artinya
: “
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan
malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (QS
Al Baqarah : 164)
6. QS. Sad Ayat 27-28
Artinya: “Dan kami tidak menciptakan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian
adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena
mereka akan masuk neraka.”. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan
di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang- orang yang bertakwa sama
dengan orang-orang yang berbuat ma’siat?” (QS Sad : 27 -28)
7. QS. Yunus Ayat 101
Artinya
: “Katakanlah
: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman.” (QS Yunus :101)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar